Bacaan kali ini diambil dari Lukas 8: 26-39. Inilah salah satu ayat dari perikop tersbut:
“Setelah Yesus naik ke darat, datanglah seorang laki-laki dari kota itu menemui Dia; orang tu dirasuki oleh setan-setan dan sudah lama ia tidak berpakaian dan tidak tinggal dalam rumah, tetapi dalam pekuburan.”
(Lukas 8:27)
Di dalam hidup ini, khusunya zaman sekarang, banyak yang sudah mengalami ke-gila-an. Hah? Masak si? Yup, gila di sini bukan berarti gila dalam arti harfiah, tetapi seseorang yang tergila-gila pada sesuatu hal, entah itu sesamanya ataupun suatu benda. Misalnya saja pada kasus ini, banyak anak muda zaman sekarang tergila-gila pada handphone yang bisa facebook-an maupun twitter-an atau yang lainnya. Kenapa kita bisa berkata seperti itu? Karena anak muda sekarang sudah terikat oleh yang namanya facebook. Ada yang setelah pulang sekolah bukannya pulang ataupun mencari makan, tetapi update status di facebook. Pada malam hari saat mau tidur, bukannya kita berdoa dan bersyukur kepada Tuhan atas apa yang telah diberikan pada hari itu, melainkan mengecek handphone apakah ada status baru yang masuk atau tidak. Handphone kini seolah-olah telah menjadi sebuah bantal yang selalu harus di dekatnya supaya gampang untuk melihat status baru yang masuk. Ada juga yang tergila-gila bermain game online atau PlayStation, kalau tidak main rasanya hidup terasa hampa. Bahkan ada juga yang tergila-gila membaca buku alias si kacamata tebal (karena biasanya orang yang gila membaca buku mempunyai mata minus yang sangat dalam sehingga harus memakai kacamata yang tebal, Red) sampau melupakan Tuhan di dalam hidupnya karena asyik membaca buku. Hidup terasa tidak jelas arah dan tujuannya, bermain hingga berjam-jam hingga kalau sehari saja tidak bermain rasanya hidup semakin membosankan (terikat).
Alkitab di sini membicarakan orang yang gila secara harfiah,yakni benar-benar gila. Gila karena dirasuki oleh setan yang tidak hanya satu, tetapi banyak: “Dan Yesus bertanya kepadanya: “Siapakah namamu?” Jawabnya” “Legion.” karena ia kerasukan banyak setan.” (Lukas 8:30). Nah, apabila kita menemukan orang yang ketika ditanya namanya ternyata menjawab nama yang bukan miliknya, patut dipertanyakan nih sepertinya. Huehue. :D . Mungkin laki-laki pada Alkitab ini berteriak-teriak tidak jelas karena dia terikat oleh setan-setan dan merasa tidak dapat menikmati hidup ini (Mungkin karena kita tidak tahu kejadian di tempat seperti apa, hanya tertulis di bagian Alkitab ini saja.). Nah, berdasarkan dari perikop ini juga, kita dapat mengetahui bahwa orang yang dirasuki setan biasanya pergi ke tempat sunyi atau tidur di kuburan, hidup bukan hidup kelihatannya
Walaupun begitu, Yesus tetap ingin menolongnya (betapa besarnya kasih Tuhan itu). Yesus yang idak mempan oleh setan memberikan penawaran kepada setan itu untuk segera pergi dari tubuh manusia itu. Akhirnya setan berkata bahwa ia ingin dilepaskan dari-Nya dan masuk ke dalam kawanan babi-babi yang ada di sekitar tempat itu: “Adalah di sana sejumlah besar babi sedang mencari makan di lereng gunung, lalu seta-setan itu meminta kepada Yesus, supaya Ia memperkenankan mereka memasuki babi-babi itu. Yesus mengabulkan permintaan mereka.” (Ayat ke-32). Pada zaman itu, orang Yahudi menganggap babi itu adalah binatang yang paling hina dan haram sehingga orang-orang di sana waktu itu tidak keberatan ketika babi-babinya dimasuki oleh setan itu (kalau sekarang sih babi sudah menjadi sebuah makanan yang enak bagi sebagian orang, apalagi ditambah dengan kecap. J ). Tuhan mengabulkan permintaan mereka. Mereka dimasukkan ke dalam kawanan babi itu hingga akhirnya babi-babi itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau lalu mati lemas. (ayat ke-33)
Setelah setan-setan itu keluar dari tubuh orang itu, orang tersebut kini sudah berpakaian dan waras. Melihat ketakjuban itu, orang itu memohon kepada Yesus supaya ia diterima sebagai murid-Nya dan mengikut Dia karena telah diselamatkan, tetapi Yesus tidak mengizinkan orang tersebut mengikut-Nya. Putus asakah dia? Ternyata tidak teman-teman. Di ayat ke-39 kita dapat melihat bahwa orang itu segera menceritakan segala sesuatu yang diperbuat Yesus kepada sanak keluarganya maupun orang-orang yang ada di seluruh kota tersebut ketika Tuhan Yesus memerintahkan seperti itu kepada dia. Sebaliknya, orang-orang yang melihat peristiwa itu mengusir Yesus karena melakukan sesuatu yang menurut mereka adalah suatu ilmu sihir atau semacamnya.
Biasanya ketika kita menegur seseorang, orang tersebut tidak senang akan teguran kita: “ngapain sih lu tegur2 gue?” Orang tersebut berpikir bahwa bukan Kristuslah yang melakukan semua itu melalui perantaraan penegur itu, tetapi ketika tiba saatnya di mana ia ada di dekat jurang maut, iapun berteriak: “TOLONG AKU!!” , padahal kita tahu bahwa ia menolak teguran dari orang-orang yang pernah menegurnya. Apakah kita seperti itu teman-teman? Meminta tolong hanya pada saat genting saja tetapi kita tidak mau ditegur demi kebaikan kita? Lihat orang yang kerasukan tadi. Ketika ia meminta tolong di hadapan Tuhan Yesus (walau tidak terlihat seperti itu), Yesus segera menyelamatkannya dan melepaskan setan-setan itu dari tubuhnya. Hal ini terjadi karena orang tersebut percaya bahwa Dia adalah Tuhan yang pasti akan menolongnya dari setan-setan itu. INGAT, ORANG YANG PERCAYA KEPADA-NYA AKAN DISELAMATKAN.
Rasul Paulus mengatakan bahwa keselamatan itu tidaklah Cuma-Cuma, tapi mahal harganya. Ada dampak yang harus terasa apabila kita mau menerima keselamatan itu. Kita harus melaksanakan tugas yang ‘berat’, yaitu memberitakan Injil Kristus ke seluruh makhluk. Jika saat ini kita sering berbicara kasar ataupun bantah kepada orang yang menegurnya, mungkin patut dipertanyakan juga apakah ia benar-benar mengaku percaya atau belum. Nah, apa yang harus dilakukan oleh kita yang telah menerima keselamatan itu? Seharusnyalah kita memberitakan kabar baik yang Tuhan berikan kepada orang lain. Punya 1 tekad, saya diselamatkan oleh Dia, oleh sebab itu saya harus memberitakan kabar baik ini supaya orang-orang di sekitar saya juga diselamatkan.(Perlu diingat bahwa keselamatan adalah anugerah, bukan suatu hadiah bersyarat. Kita melakukan hal ini sebagai respon kita telah diselamatkan oleh-Nya). Lihat orang yang kerasukan itu, setelah Tuhan memerintahkan dia supaya memberitakan kabar baik ini ke seluruh kota, dengan respon yang benar ia langsung melakukannya. Memang namanya tidak disebutkan di Alkitab, tetapi ia telah melakukan apa yang benar di mata Tuhan dan itulah yang Tuhan ingin kita lakukan. Jangan takut apabila kita memberitakan kabar baik ini, karena Tuhan akan menolong dan melindungi kita dalam berkata-kata dan tindakan kita. Hidup kita jika benar-benar sudah lahir baru, seharusnya seperti sebuah batu hidup, bukan batu yang mati. Jangan hanya menjadi Kristen KTP yang hanya statusnya saja tertulis Kristen tetapi tidak mencerminkan Kristus. God bless us guys. :D
“Beritakanlah kabar baik yang telah kita dengar dan terima, lalu beritahukanlah kepada orang-orang yang belum mengetahui kabar baik itu.”
*Source: Khotbah KR GKI Perniagaan hari Minggu, 05 September 2010 oleh Sdri. Widya Astuti, S. Si. Teol dengan beberapa pengubahan.