Kita biasanya mendengar perkataan seperti itu di mana ya? Kebanyakan perkataan itu diucapkan di radio-radio sekolah atau kampus. Mereka biasanya menggunakan perkataan tersebut untuk mencari perhatian orang-orang supaya dapat mendengar siaran mereka. Nah, jika kasusnya individu, bagaimana cara orang tersebut mencari perhatian orang lain? Biasanya sih hiperaktif, artinya suka bolak-balik ga jelas tanpa arah dan tujuan. Bisa juga dengan miscall berkali-kali, selalu mengirimkan SMS kosong ke orang lain dan lain-lain. Teman-teman tentunya punya facebook kan? Nah, sebelum adanya zaman jejaring sosial seperti ini, kita biasanya cari perhatian melalui tingkah lakunya atau mengirimkan SMS yang ‘berlebihan’ dan tidak jelas isinya. Kini, dengan berkembangnya teknologi seperti ini, cari perhatianpun bisa dilakukan di mana-mana, salah satunya ya di facebook ini. Ciri-ciri facebookers yang cari perhatian mungkin seperti ini: update status terus tiap menit (bahkan kalau perlu tiap detik :O ), mengganti status hubungan (relationship status). Itu semua dilakukan supaya status mereka dikomentari oleh orang lain alias cari perhatian.
Nah, pertanyaanya sekarang adalah boleh ga sih mencari perhatian itu? Tentu saja boleh. Nah, kenapa boleh? Apakah jawabnya karena suapaya tambah exist saja? Tentu saja bukan. Kita diciptakan sebagai manusia sosial yang tentu saja tidak bisa hidup sendirian. Oleh karena itu, manusia butuh yang namanya diperhatikan. Ada orang yang berpikir bahwa saya ada karena ada yang peduli dengan saya. Tentu saja apaila kita merasa tidak diperhatikan, akan timbul rasa sedih dan kesal. Mencari perhatian karena butuh diperhatikan beda dengan hanya sekedar mencari perhatian saja.
Seorang psikolog Abraham Glow membagi kebutuhan manusia menjadi 5 bgaian:
1. Sandang, pangan dan papan
Tentu saja kita membutuhkan hal ini. Inilah kebutuhan manusia yang paling umum dipakai.
2. Rasa aman
Semua orang butuh yang namanya rasa aman. Misalnya saja mengenai masalah uang.Kebanyakan orang ingin uang yang dikumpulkannya dimasukkan ke dalam bank disbanding ditaruh di rumahnya sendiri, karena takut hilang atau diambil orang lain. Bisa juga kita berkompromi oleh dosa karena ingin cari aman saja. Misal di dalam pergaulan kita lebih banyak yang merokok, ketika kita tidak merokok pasti mereka akan meledek kita hingga dikucilkan. Kita biasanya cari aman dalam hal ini hingga kita melakukan dosa karena telah merokok.
3. Kebutuhan mencintai dan dicintai
Sudah tidak perlu lagi dijelaskan tentang yang satu ini. Everybody needs love, right? J
4. Butuh dihargai DAN menghargai
Tentu kita perlu yang namanya dihargai, misalnya saja saat kita masih kecil. Ada tugas untuk mewarnai sebuah gambar, tetapi ketika ada yang mengatakan bahwa hasil karya kita dibilang jelek, kita pasti sedih. Begitu juga saat kita bermain gitar, saat kita bermain fals dan ada yang mengkritik payah,tidak bisa bermain tentu rasanya kita sakit hati mendengarnya.(Cara mengkritik dan respon ketika kita dikritik sudah diberitahukan melalui postingan sebelumnya: Tell Me The Truth And The Right Way To Do It.), tetapi kita HARUS MENGHARGAI ORANG LAIN juga supaya kita dihargai.
5. Ingin diperhatikan sebagai orang yang baik
Nah, maksudnya di sini adalah bahwa kita ingin dilihat oleh orang lain sebagai seseorang yang baik dan terkesan ‘suci’. Lihatlah di Matius 6:5-6. Bagian ini membahas mengenai cara berdoa yang benar. Bukan masalah mau dilihat oleh orang lain, tetapi seberapa kita sungguh-sungguh berdoa kepada-Nya.
Apa sebenarnya motivasi orang mencari perhatian? Apa karena kita mau terlihat sibuk oleh orang lain, hanya sekadar mencari perhatian bahwa “Ini lho saya?” atau yang lainnya? Kita perlu mengetahui latar belakangnya. Apa yang sebenarnya 100% ingin kita butuhkan? Makanan? Pacar? Exist? Hanya Tuhan yang tahu. Bahkan terkadang kita sendiripun merasa tidak tahu apa yang sebenarnya yang benar-benar kita inginkan. Terkadang orang yang mencari perhatian dengan berlebihan memiliki luka di dalamnya. Mungkin karena konflik keluarga atau masalah-masalah lainnya yang membuat oreng tersebut berkelakuan seperti itu. Psikolog menggambarkan hal ini sebagai fenomena gunung es di antara lautan. Terlihat mencuat sedikit dari luarnya, sebenarnya di dalam air tersebut sangat luas permukaannya. Mungkin orang tersebut menutupi rasa sakit hati di dalam dirinya, mungkin kepahitan dan lain sebagainya yang membuat orang tersebut berkelakuan agak ‘aneh’. Luka borok yang ada di hati lebih parah dari apa yang terlihat dari luar.
Nah, oleh sebab itu apa yang harus dilakukan? Carilah dahulu Tuhan, karena Ia mengasihi kita lebih daripada manusia. Cari dahulu Tuhan sebelum kita mencari perhatian dari orang lain. Banyak orang yang curhat kepada orang terdekatnya bahwa dia tidak berharga di hadapan orang lain. Ada juga orang yang tidak mau curhat dan melakukan tindakan yang ‘hiperaktif’ semata-mata hanya untuk mendapatkan kasih. HEY TEMAN! Tuhan mengasihi kita hingga detik ini. Tuhan menganggap kita berharga di mata-Nya. Harusnya kita sadar itu. Pertanyaan yang patutu diberikan kepada orang yang mencari perhatian adalah: “Apakah kau sudah mencari Tuhan sebelumnya?”. Ingat, Tuhan selalu tahu permasalahan sekecil apapun yang ada pada kita, tetapi apakah kita mau mencurahkan segala keluh-kesah kita kepada-Nya?
Bagaimana langkah-langkah awal supaya kita tidak dibilang caper (cari perhatian,Red)?
- Mengontrol diri
Seberapa banyak orang yang kesenangannya hanya mengkuti kondisi? Ketika kita dibelikan sebuah PlayStation baru, rasanya kita sangat senang dan kalau bisa memuji-muji orang tua sesaat (karena baru dibelikan), tetapi setelah beberapa lama,entah karena suatu alasan sehingga orang tuanya mematikan/menyita PlayStation tersebut, kita pasti akan marah. Nah, begitu pula orang yang caper, ia hanya ingin memuaskan keinginannya hanya sementara. Ketika akhirnya orang tersebut tidak memperhatikan kita, kita pasti sedih dan marah. Kontrollah diri, jangan hanya terjebak kesenangan sesaat.
- Memurnikan hati dan motivasi yang benar
Apa motivasi kita ketika kita berbuat seperti itu? Apakah tujuan kita memang untuk melakukan apa yang benar ataukah kita melakukannya hanya untuk memuaskan diri kita sendoro sehingga orang lain terganggu karena sikap kita? Misalkan saja kita diberikan talenta oleh Tuhan bakat bermain gitar, apakah kita mempergunakan talenta tersebut hanya pamer saja kepada orang lain atau karena kita mau supaya nama Tuhan dipermuliakan melalui talenta kita itu? Think carefully beforte act!!!
- Berharap dan bersandar kepada Tuhan, bukan kepada orang lain
Janganlah terlalu berharap kepada orang lain, pada akhirnya pasti kita akan kecewa karena jarang sekali ada orang yang bisa dipercaya 100%. Ingat, Tuhan tahu kita sebenarnya. Carilah Dia. Tuhan tidak mau kehilangan anak-anak-Nya, bahkan satupun tidak. Iblis memakai beberapa kesempatan yang ada pada kita, bahkan ketika kita kesepianpun iblis menggoda kita supaya kita mencari perhatian dengan berlebihan kepada orang lain sehingga kita dijauhi karena caper kita yang aneh itu. Mungkin karena sikap kita, kita merasa tidak berharga, tapi Tuhan menganggap kita itu berharga di mata-Nya.
Lihat di 1 Korintus 12:23 ini:” Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita tidak terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.” Nah, sebagai kita yang tidak bersikap seperti itu, seharusnyalah kita melakukan apa yang disampaikan di surat 1 Korintus itu kepada orang yang caper. Kalau memang ia butuh diperhatikan, berilah perhatian kepadanya. Pujilah ketika harus dipuji, jangan kita asal memuji karena akan sia-sia saja. Berilah juga pujian ketika waktunya memang tepat, jangan ketika orang tersebut sedang galau hatinya kita langsung memujinya karena hal itu akan berakibat fatal nantinya.
Manusia tidak baik jika sendirian karena manusia itu adalah makhluk social tentunya. Sebaiknya ketika kita melihat ada orang yang merasa kesepian,berikan perhatian ke dia. INGAT, MOTIVASI HARUS BENAR. Nah, dari pihak yang caper juga harus berlaku yang bijak, bukan benar dan baik, karena caper yang baik belum tentu benar dan begitu pula sebaliknya. Carilah perhatian dengan bijak, supaya hidup kita menjadi sukacita nantinya karena kita tidak dianggap sebagai orang yang aneh dan dijauhi orang lain. Setelah membaca postingan ini, apakah kita salah satu orang yang caper atau orang yang memberikan perhatian ya? God bless you guys. ;D
“DARI PIHAK YANG CAPER: JADILAH ORANG YANG CAPER TAPI TIDAK LEBAI (BERLEBIHAN,RED)
DARI PIHAK SELAIN ITU: MARI DOAKAN ORANG YANG CAPER DENGAN LEBAI ITU SUPAYA DIA BISA MENEMUKAN TUHAN YANG TERUS MEMPERHATIKAN DIA.”
*Sumber: Khotbah kebaktian remaja GKI Perniagaan hari Minggu, 22 Agustus 2010 oleh Yael Eka Hadiputeri dengan beberapa pengubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you for your comment.I'm really appreciate it.