Selasa, 11 Januari 2011

Mengapa Mbah Maridjan begitu Terkenal?

          Siapa yang tidak kenal Mbah Maridjan? Semasa hidupnya beliau selalu diperbincangkan di media massa, bahkan dirinya dilibatkan dalam beberapa iklan produk yang cukup terkenal. Sebenarnya apa sih yang menyebabkan Sang Mbah Mardijan begitu terkenalnya di mata masyarakat semasa hidupnya hingga sekarang? Mari kita telaah dahulu biografinya.

        Mbah Maridjan, atau Mas Penewu Surakso Hargo, lahir di Dukuh Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Desa Umbulharjo , Cangkringan, Sleman, pada tahun 5 Pebruari 1927. Beliau adalah seorang juru kunci, yaitu seorang yang menjadi komando rakyat yang ada di sekitar gunung yang dipegangnya. Jadi apabila gunung Merapi akan segera meletus, maka warga setempat akan menunggu komando dari beliau untuk mengungsi. Jabatan juru kunci yang dipegangnya berasal dari pemberian Sri Sultan Hamengkubuwono IX menurut adat istiadat yang berlaku di DIY itu. Beliau dikenal orang-orang di sekitarnya sebagai orang yang pemberani. Mengapa? Karena setiap ada tanda-tanda gunung Merapi akan meletus, dia tidak merasa takut dan gentar. Sebaliknya beliau tetap tenang dalam menghadapinya.

        Maridjan adalah seorang anak lelaki dari juru kunci Merapi sebelumnya, Mbah Hargo. Dia diajak untuk menghadiri staff istana Sultan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada tahun 1970 dan diberikan gelar Raden Ngabehi Surokso Hargo olehnya. Mbah Maridjan menggantikan Ayahnya sebagai juru kunci pada tahun 1982. Juru kunci dari sebuah gunung dipercaya oleh orang-orang local bahwa ia memiliki kekuatan untuk berbicara kepada roh Gunung Merapi, di mana orang-orang Jawa mengenalnya sebagai guung yang suci. Maridjan memimpin upacara untuk menyembah dan menghormati roh gunung tersebut dengan memberikan persembahan berupa nasi dan bunga di sekitar lembah gunung tersebut.

Salah satu tugas yang paling penting adalah pertunjukkan dari upacara persembahan Labuhan yang ditujukan untuk roh Gunung Merapi. Prosesi dari kerajaan Yogyakarta yang dipimpin oleh juru kunci tersebut mempersembahkan kepada roh gunung merapi dengan satu set persembahan ritual berisi tekstil, parfum, uang dan setiap delapan tahun pertunjukkan sadel kuda. Ia menjelaskan pekerjaannya, di mana ia diabayar $ 1 setiap bulannya, “untuk mencegah lava turun. Biarkan merapi bernapas, bukan batuk.”

Maridjan dikenal sebagai seseorang yang loyal dan berdedikasi kepada raja dan menjadi ikon Indonesia. Ia tinggal hanya 5 km dari pangkal Merapi di rumah desanya di Kineharjo. Banyak penduduk desa percaya bahwa Maridjan akan diingatkan dengan penglihatan apabila Merapi akan segera meletus. Pada Mei 2006, ia menolak perintah evakuasi dari pemerintah pusat untuk meninggalkan desanya setelah para ilmuwan mendeteksi adanya tanda-tanda Merapi akan meletus. Ia pergi dengan lima puluh orang lainnya ke mesjid desa saat Merapi mulai erupsi. Mengikuti contohnya, seratus keluarga lainnya juga menolak evakuasi. Dia dengan buruknya terbakar dalam ledakan subsekuen dan menghabiskan lima bulan di rumah sakit setelah diselamatkan dari rumahnya yang hancur. Ia menjadi pahlawan yang populer karena penolakannya untuk meninggalkan desanya. Dalam wawancara dengannya tahun 2006, ia berkata, “Setiap orang punya tugasnya masing-masing. Reporter, tentara, polisi, mereka punya tugasnya masing-masing. Saya juga punya tugas untuk tetap di sini.”

Insidenpun akhirnya terjadi. Ia kembali menolak untuk evakuasi pada erupsi tanggal 26 Oktober 2010, memberitahukan temannya ia tidak dapat meninggalkannya begitu saja karena dia memiliki tanggung jawab, dan karena “waktuku untuk mati di tempat ini sudah hampir tiba. Saya tidak dapat pergi.” Tiga belas orang , yang saat itu ada di rumahnya mencoba untuk membujuknya pergi, ikut tewas bersamanya saat rumahnya terkena lahar panas. Tubuh Maridjan ditemukan dalam posisi berdoa; ia mungkin telah tewas secara instan oleh awan gas dan debu bersuhu 1000 derajat Celsius. Begitulah riwayat beliau hingga akhir hidupnya. Ia masih tetap mengemban tugasnya sebagai juru kunci dengan baik. Salut untuk Mbah Maridjan atas integritasnya.


Share/Bookmark

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thank you for your comment.I'm really appreciate it.